Minggu, 04 Oktober 2009

Performance Rating


Performance rating merupakan aktifitas untuk menilai dan mengevaluasi kecepatan operator untuk menyelesaikan produknya. Tujuan dari performance rating adalah untuk menormalkan waktu kerja yang disebabkan oleh ketidakwajaran (Sutalaksana,1979).
Dalam hal ini pengukuran waktu kerja merupakan usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator terlatih dan qualified dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Pada pengukuran waktu kerja ada dua jenis pengukuran, yaitu:
a.         Pengukuran secara langsung
1.      Pengukuran Jam henti (stop watch Time Study).
2.      Work sampling.
b.        Pengukuran secara tidak langsung:
1.      Data waktu baku (standar data).
2.      Data waktu gerakan.

1.1          Langkah-Langkah Sebelum Melakukan Pengukuran
Menurut Sutalaksana (1979), untuk memperoleh hasil yang baik dan dapat dipercaya, ada beberapa langkah yang dilakukan agar maksud untuk memperoleh hasil yang baik dan dapat dipercaya tercapai. Berikut ini adalah langkah-langkah sebelum melakukan pengukuran:
a.         Penetapan tujuan pengukuran
Bertujuan untuk  mengetahui kegunaan hasil pengukuran digunakan, dan mengetahui berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran.
b.        Melakukan penelitian pendahuluan
Tujuannya adalah mempelajari kondisi kerja dan cara kerja sehingga diperoleh usaha perbaikan, membakukan secara tertulis sistem kerja yang dianggap baik, dan operator memerlukan pegangan baku.

c.         Memilih operator
Tujuannya adalah agar operator dapat berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama.
d.        Melatih operator
Bertujuan agar operator dapat terbiasa dengan kondisi dan cara kerja yang telah ditetapkan perusahaan.
e.         Mengurai pekerjaan atas elemen pekerjaan
Bertujuan untuk menjelaskan catatan tentang tata cara kerja yang dibakukan, memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen, untuk memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin dilakukan pekerja, dan mengembangkan data waktu baku standar setiap tempat kerja yang bersangkutan.
f.         Menyiapkan alat-alat pengukuran
Alat-alat yang digunakan antara lain:
·      Jam henti (stopwatch)
·      Lembar pengamatan
·      Alat tulis
·      Papan pengamatan

1.2         Melakukan Pengukuran Waktu
Menurut Sutalaksana (2005), pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan. Ada 3 metode yang digunakan untuk mengukur elemen-elemen kerja, adalah sebagai berikut:
a.         Continous Timing.
b.        Repetitive Timing (Step-Back Method).
c.         Accumulative Timing.
Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pengukuran pendahuluan. Tujuan dari pengukuran pendahuluan adalah untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan. Kemudian mencatat semua data yang didapat, yang dilanjutkan dengan proses perhitungan data. Rumus-rumus yang digunakan, antara lain:
a.         Nilai rata-rata
b.        Standar deviasi
c.         Standar deviasi dari distribusi harga rata-rata
d.        Batas kontrol atas (BKA) dan Batas kontrol bawah (BKB)

1.3         Tingkat Ketelitian, Tingkat Keyakinan dan Pengujian Keseragaman Data
Tingkat Ketelitian adalah penyimpangan maksimum hasil dari waktu penyelesaian sebenarnya. Tingkat Keyakinan adalah besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian. Contoh, tingkat ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 95% memiliki arti bahwa pengukur membolehkan rata-rata hasil pengukurannya menyipang sejauh 10% dari rata-rata sebenarnya, dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah 95%. Pengaruh dari tingkat keyakinan dan ketelitian terhadap jumlah pengukuran adalah semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar tingkat keyakinan, semakin banyak pengukuran yang diperlukan.
Pengujian keseragaman data dengan menggunakan batas-batas kontrol (BKA dan BKB) untuk menentukan apakah data yang didapat seragam atau tidak. Data dikatakan seragam yaitu berasal dari sistem sebab yang sama, bila berada diantara kedua batas kontrol, sedangkan data dikatakan tidak seragam yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda, bila berada diluar batas kontrol.

1.4         Perhitungan Waktu Baku
Menurut Sutalaksana (2005), Setelah proses pengukuran selesai, langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehingga memberikan waktu baku. Cara untuk mendapatkan waktu baku adalah sebagai berikut:
a.         Hitung waktu siklus rata-rata (Ws)
Waktu siklus adalah Waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari bahan baku atau mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan.
Waktu normal adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja dalam kondisi wajar dan kemampuan rata-rata.
Dimana p adalah faktor penyesuaian
Adapun pembagian faktor penyesuaian, yaitu:
p = 1 / p = 100% berarti bekerja normal.
p > 1 / p > 100% berarti bekerja cepat.
p < 1 / p < 100% berarti bekerja lambat.
c.         Hitung waktu baku (Wb)
Waktu baku adalah waktu penyelesaian yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaik pada saat itu
Menurut Wignjosoebroto (1992), adapun manfaat dari waktu baku, antara lain man power planning, estimasi biaya-biaya untuk upah kerja, Penjadwalan produksi dan penganggaran, indikasi keluaran untuk mampu dihasilkan oleh pekerja.

1.5         Penyesuaian
Menurut Sutalaksana (2005), penyesuaian adalah kegiatan evaluasi kecepatan dan performance kerja operator pada saat pengukuran kerja berlangsung merupakan bagian penting dalam pengukuran kerja. Cara-cara menentukan faktor penyesuaian sebagai berikut:
1.   Cara Persentase
      Dalam cara ini besar faktor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh pengukur melalui pengamatannya selama melakukan pengukuran. Jadi sesuai dengan pengukurannya pengamat menentukan harga p yang menurut pendapatnya menghasilkan waktu normal bila harga ini dikalikan dengan waktu siklus.
2.   Cara Shumard
      Shumard memberikan patokan-patokan penilaian melalui kelas-kelas performance kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai masing-masing. Penilaian performance kerja operator menurut kelas-kelas Superfast, Fast+, Fast, Fast-, Excellent dan seterusnya.
3.   Cara Westinghouse
      Westinghouse mengerahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu:
keterampilan , usaha,  kondisi kerja, dan konsistensi.
4.   Cara Objektif
      Cara ini memperhatikan 2 faktor yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan.
5.   Cara Bedaux
      Pada dasarnya cara Bedaux tidak banyak berbeda dengan cara Shumard, hanya berbeda pada nilai-nilai dinyatakan dalam “B”.
6.   Cara Sintesis
      Dalam cara waktu penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan harga-harga yang diperoleh dari tabel-tabel data-data waktu gerakan untuk kemudian dihitung harga rata-ratanya.

1.6         Kelonggaran (Allowance)
          Menurut Sutalaksana (2005), kelonggaran adalah waktu yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal. Misalnya istirahat, kekamar kecil, meminta bantuan dan sebagainya. Kelonggaran dibagi menjadi 4 bagian, yaitu kelonggaran untuk kebutuhan pribadi, kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatigue, kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan, kelonggaran dalam perhitungan waktu bebas.

Pengukuran waktu kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara jalur manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan (Sritomo, 1992). Secara garis besar teknik-teknik pengukuran waktu kerja dibagi ke dalam dua bagian, yaitu (Sutalaksana, 2006):
a.    Pengukuran secara langsung
Cara ini disebut demikian karena pengukurannya dilaksanakan secara langsung, yaitu di tempat pekerjaan yang bersangkutan dijalankan. Dua cara yang termasuk pengukuran secara langsung, yaitu cara jam henti dan work sampling.
b.    Pengukuran secara tidak langsung
Pengukuran secara tidak langsung yaitu dengan melakukan perhitungan waktu tanpa harus berada di tempat pekerjaan, misalnya dengan membaca tabel-tabel yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemennya.
Kedua jenis pengukuran diatas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari kedua cara pengukuran terebut (http://www.scribd.com/doc/3943904, 2009).
a.       Pengukuran secara langsung
Kelebihan dari pengukuran waktu secara langsung yaitu praktis, karena hanya mencatat waktu saja tanpa harus menguraikan pekerjaan ke dalam elemen-elemen pekerjaannya. Kekurangannya adalah membutuhkan waktu lebih lama dan biaya lebih mahal, karena harus pergi ke tempat yang bersangkutan.
b.       Pengukuran secara tidak langsung :
Kelebihan dari pengukuran secara tidak langsung, yaitu waktu yang relatif singkat dan biaya lebih murah. Kekurangannya adalah belum ada tabel data waktu gerakan yang menyeluruh dan rinci, dibutuhkan ketelitian yang tinggi, dan data waktu gerakan harus disesuaikan dengan kondisi pekerjaan.

1 komentar:

  1. The king casino no deposit bonus, free spins, bitcoin - CommunityKhabar
    No deposit 포커 족보 bonus, free spins, communitykhabar bitcoin. No deposits bonus. No 스포츠 토토 사이트 withdrawals, bitcoin no deposit 바카라사이트 bonuses, free 다파벳 spins, bitcoin, 10k followers.

    BalasHapus


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Ford Cars. Powered by Blogger